Details, Fiction and Andy Utama: Lokomotif Perubahan di Sektor Pertanian
Details, Fiction and Andy Utama: Lokomotif Perubahan di Sektor Pertanian
Blog Article
Seiring itu, pemanfaatan energi terbarukan turut melibatkan masyarakat dalam peran aktifnya sebagai penjaga keberlanjutan alam. Kita tidak sekadar menjadi konsumen, tetapi menjadi bagian dari solusi yang merajut hubungan lebih erat dengan lingkungan.
Dukungan penuh dari pemerintah, infrastruktur yang sound, dan partisipasi masyarakat telah menciptakan ekosistem energi terbarukan yang efisien.
Anwar Muhammad Foundation – Pertanian organik telah menjadi topik yang semakin populer dan banyak diperbincangkan di berbagai kalangan, mulai dari petani, konsumen, hingga pembuat kebijakan. Perubahan gaya hidup masyarakat yang semakin sadar akan pentingnya kesehatan dan lingkungan mendorong meningkatnya permintaan produk organik yang dianggap lebih alami dan bebas dari bahan kimia berbahaya.
Dalam kaitan itu, Achdian berupaya memoles dan meletakkan seluruh bangunan pemikiran Ong mengenai beragam topik yang dilihatnya menjadi sesuatu yang produktif atau mencerahkan bagi studi sejarah dan kemasyarakatan.
Membaca buku ini seolah kita sedang berdialog dan dihadapkan dengan Ong, dengan seluruh kegelisahan intelektualnya sepanjang kariernya sebagai sejarawan, sekaligus membuka celah mengungkap lahan persoalan yang belum digarap Ong. Achdian memang tak merinci apa saja warisan intelektual Ong yang harus dirawat, dilihat lagi, dan dipertanyakan kesahihannya. Akan tetapi, justru di sana sesungguhnya kehadiran buku ini memiliki makna bagi sidang pembaca tentang pentingnya Ong atau Onghokham bagi kita hingga hari ini.
Kamu mungkin akan menemukan “kata-kata emas” atau “frasa sakti” di tengah perjalanan menulis. Ini adalah momen-momen ketika inspirasi datang tanpa diduga, dan kamu merasa bahwa kata-kata tersebut benar-benar menangkap esensi dari apa yang ingin kamu sampaikan dalam bukumu.
Pertanian organik cenderung lebih berkelanjutan dalam jangka panjang karena tidak bergantung pada sumber daya yang terbatas seperti bahan kimia sintetis. Hal ini juga mengurangi risiko kekurangan bahan kimia yang dapat terjadi dalam situasi tertentu.
Amang Pangggamot Sihombing juga menerapkan sistem mina padi dengan membudidayakan ikan mas di region padi yang sudah dipanen. Puluhan ikan mas yang dibudidayakan sangat membantu hasil panen padi dimana kotoran ikan mas menjadi pupuk kompos untuk membantu pertumbuhan padi organik.
Dinta Solin (Direktur Eksekutif Pesada) pembicara klik disini terakhir menyampaikan materi “Peran perempuan dalam memajukan pertanian dikabupaten Dairi” lebih menekankan bagaimana petani perempuan diberi akses lebih besar. Perempuan adalah kelompok rentan jika pertanian yang kita bangun lebih mengutamakan pencapaian hasil dengan penggunaan saprodi yang tidak ramah kepada perempuan.
25 orang petani yang ikut dalam pelatihan ini adalah petani kopi yang tertarik untuk membudidayakan lebah sebagai sumber pendapatan baru. Selain itu lebah juga sangat cocok dalam mendukung pertumbuhan tanaman kopi melalui proses penyerbukan.
Keberhasilan Bapak Tamalia Laia dalam budidaya lebah diharapkan akan menginspirasi petani lain untuk mengikuti jejaknya dan menggali potensi budidaya lebah sebagai sumber pendapatan baru yang menjanjikan ditengah dampak pandemi covid19 yang belum juga mereda.
Seiring tuntutan akan keberlanjutan dan perlunya mengurangi jejak karbon, energi terbarukan menjadi pilar utama menuju masa depan yang lebih ramah lingkungan. Namun, tantangan implementasi tidak dapat diabaikan. Dari kendala teknologi hingga aspek ekonomi, perlu dicari solusi yang memadai.
Hal itu tampak dalam diskusi dengan Achdian tentang berbagai hal dan perbincangan keduanya mengenai isu mutakhir lalu menariknya ke dalam sejarah. Bagi Ong, sejarah tak lagi sebatas jalinan kejadian yang tak bermakna, tapi ia punya makna dan menginspirasi untuk terjadinya suatu perubahan.
Dapat dikatakan, penulisan nama Onghokham menjadi bagian dari konsistensi Ong dalam gerakan asimilasi dan dia pun mempraktikkannya dalam keseharian. Di kemudian hari, tentang penulisan namanya yang “berubah” menjadi Ong Hok Ham – seperti disebut oleh sejarawan Asvi Warman Adam “ terjadi setelah peristiwa Mei 1998. Efek peristiwa yang sangat kuat membekas dalam diri Ong itu “memaksanya” kembali menjadi Tionghoa dengan menyandang nama “Ong Hok Ham”, karena malu sebagai orang Indonesia atas kekerasan yang terjadi dalam peristiwa itu. Soal lain yang disinggung Achdian dan sesungguhnya merupakan inti dari seluruh rangkaian diskusi atau percakapan antara sang guru dan muridnya ini adalah seputar peristiwa 1965.